Selasa, 29 November 2016

Pangkodap-I Tabi Mamta TPN OPM : “Tanggal 1 Desember 2016 bukan hari kemerdekaan Papua Barat”



Wawancara singkat dengan Agus Kress (Pangkodap-I Tabi Mamta) :
Saya akan menghimbau kepada seluruh masyarakat Papua mengenai 1 Desember 2016, karena saya sebagai Panglima Kodap 1 Mamta yang secara resmi telah dilantik oleh tuan Yakopray dengan demikian saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Papua agar tetap tenang tidak akan melakukan sesuatu yang merupakan tindakan kejahatan kemanusiaan, tetapi Desember bukan hari kemerdekaan Papua Barat itu merupakan hari untuk memperingati hari berdirinya bangsa Papua atau hari lahirnya OPM.

Pepera tahun 1969 yang telah ditetapkan tidak boleh ada yang melanggar ataupun menentang hukum yang sudah di garis Pepera Pepera tahun 1969, jadi siapapun yang melanggar Pepera tahun 1969 dia merupakan melanggar hukum, sebab OPM adalah korban 69 dan itupun sudah saya sampaikan kepada Pemerintahan Pusat dan termasuk kepada Menhan bahwa prinsip OPM tetap damai kemanusiaan. Persoalan OPM sudah di bawa ke Pemerintahan Pusat di Jakarta bukan di Rakyat Papua.

Rakyat Papua kelompok-kelompok mana yang menggunakan lambang-lambang dan nama-nama OPM itu merupakan tindakan Kriminal, karena OPM belom memberikan komando, OPM tetap tenang dan permasalahan OPM sudah di serahkan kembali ke Jakarta untuk melaksanakan kerjasama tingkat tingkat Internasional secara damai termasuk Dewan OPM yang berada diluar negeri dan tidak ada sesuatu yang perlu kita buat di dalam negeri ini (Indonesia).


Itu yang perlu saya sampaikan dan akan saya sampaikan kepada seluruh masyarakat Papua bahwa tidak boleh melakukan hal hal yang rusuh atau mengancam Rakyat Bangsa Indonesia yang berada di wilayah Jayapura dan di seluruh tanah papua dan mereka boleh mengadakan Doa dan jalan secara damai untuk memperingati hari kelahiran OPM atau hari kelahiran Bangsa Papua 1 Desember.

Saya atas nama OPM dan sebagai Panglima Kodap-I Tabi Mamta saya sudah sampaikan secara jujur adil bahwa persoalan kecil adalah soal Pepera dan itu Jakarta dengan OPM di luar Negeri yang akan menyelesaikannya, berbahas dengan pihak - pihak terkait bukan kita membuat sesuatu sembarang sembarang yang tidak baik, tanah Papua tetap dalam keadaan damai tidak ada sesuatu yang terjadi itu merupakan tujuan dari wawancara saya.

Tanggal 1 Desember 2016 bukan hari kemerdekaan Papua Barat itu merupakan hari kelahiran Bendera dan lain lain.

Untuk itu saya mohon kepada seluruh masyarakat Papua dan Mahasiswa mahasiswa maupun kelompok kelompok tidak terlalu membuat sesuatu sesuatu yang tidak kita inginkan.

Jayapura, 28 November 2016

Senin, 28 November 2016

AMP tolak KNPB !!!


Saat kelompok anti pembangunan di Papua (KNPB) merayakan hari jadinya Sabtu, 19 November 2016, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Kota Semarang yang merasa dibohongi selama ini mengadakan aksi demo damai di jalan Pahlawan menuntut agar organisasi KNPB segera dibubarkan.

Sekitar 50 an orang turun ke jalan dengan membawa spanduk yang bertuliskan “Bubarkan KNPB, NKRI Harga Mati Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua”. Aksi Mereka juga berkali-kali meneriakan “Bubarkan KNPB” “Papua itu Indonesia”


Sebelumnya, AMP adalah organisasi mahasiswa Papua yang selalu memberikan dukungannya terhadap segala aksi anarkis KNPB di Tanah Papua. Mereka menjadi donatur tetap gerakan makar yang disuarakan oleh Victor Yeimo dan kawan-kawan.

Dalih meminta sumbangan secara terus menerus terhadap mahasiswa, simpatisan bahkan Gereja dan Kepala Kampung akan dia gunakan untuk mencari dukungan ke luar negeri serta mendanai sejumlah aksi demo damai yang seringkali malah menimbulkan kekacauan di Papua.

Namun belakangan diketahui, sumbangan yang diminta KNPB hanya digunakan untuk bersenang-senang saja terkadang hingga mabuk-mabukan. Hal ini diketahui setelah tersebar foto Victor Yeimo dalam media sosial sedang liburan di luar negeri dan bersantai bersama tokoh-tokoh Papua Merdeka yang lainnya.

Victor Yeimo dan Benny Wenda jalan-jalan di London, Inggris.
Kini mahasiswa yang tergabung dalam AMP menyatakan ketegasannya menolak KNPB dan seluruh organisasi separatis lainnya yakni, ULMWP, PRD dan PNWP agar segera dibubarkan. Mereka menganggap KNPB adalah organisasi yang selama ini menghambat pembangunan di Papua.

Bukannya mendukung kinerja pemerintah dalam pembangunan, anggota dan simpatisan KNPB hanya menghamburkan uang dan berfoya-foya dengan uang hasil sumbangan yang mereka dapat dari orang Papua.

Sebagai mahasiswa, AMP mengambil sikap untuk bersama-sama menjaga keamanan dan mendukung pembangunan yang saat ini sedang gencar dilakukan Presiden Jokowi di Tanah Papua.

Kamis, 24 November 2016

Ini dia organisasi yang selalu menghasut dan membuat kekacauan di Papua...


Kelompok organisasi masyarakat sipil yang selama ini berafiliasi kepada kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yaitu ULMWP dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) selalu bermanuver dan memprovokasi masyarakat Papua terutama yang tinggal di pedalaman seperti di wilayah pegunungan tengah dan lain-lain.

Sementara, Aliansi Papua Mahasiswa Komite Kota Yogyakarta menerbitkan koran “one soul” adalah sebagai aksi kembalinya gerakan AMO pasca sidang PBB dalm KTT. Koran “One Soul” dimulai sejak tahun 2014, akan tetapi dengan alasan kecaman dan privasi yang berbahaya dari pihak keamanan, maka edisi ke-VI baru bisa diterbitakan saat ini. Pengedaran koran “One Soul” dilakukan untuk menyadarkan kepada seluruh elemen mahasiswa Papua untuk terus bersolidaritas dan tidak melupakan kasus HAM yang telah dilakukan kepada bangsa Papua.


KNPB juga melakukan pengukuhan kepengurusan KNPB wilayah Pegunungan tengah antara lain KNPB Baliem, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, KNPB Baliem Barat-Tiom, Kabupaten Lanny Jaya serta KNPB Toli-Karubaga, kabupaten Tolikara. Ketua beserta pengurusnya dapat bekerja lebih keras dengan motivasi yang tinggi , jangan sampai terpecah belah dan harus bersatu guna menyusun kekuatan  menuju referendum dan melalui pengukuhan ini KNPB akan memperkuat pergerakan mulai dari akar rumput serta mempunyai misi yang menjadikan seluruh masyarakat Papua bergabung mendukung KNPB.


Tidak hanya itu saja, tahanan politik asal Papua yang sekarang ini mendekam di Inggris yaitu Benny Wenda juga terus melaksanakan manuver. Akibat kurang mendapat dukungan publik dari manuvernya secara fisik, akhirnya Benny Wenda bermanuver melalui dunia maya dan surat terbuka.
Benny Wenda ditahan
Indikasinya, adanya surat terbuka Benny Wenda, juru bicara ULMWP terkait pidato negara-negara pasifik yang mendukung West Papua di Majelis Umum PBB pada 1 Oktober 2016, yang intinya bahwa ULMWP mengucapkan terima kasih kepada 7 negara pasifik yang mengangkat isu West Papua di PBB. ULMWP sepenuhnya mendorong semua negara pasifik untuk melanjutkan advokasi dan dukungan terhadap West Papua, khususnya hak Fundamental rakyat Papua untuk menentukan nasibnya sendiri.


Membangun Papua

Aksi kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dalam menyuarakan aspirasinya kerap menuai sorotan sejumlah pihak, apalagi aksi KNPB telah merugikan hak-hak masyarakat lain.
Penulis sepakat dengan pendapat salah satu tokoh agama di Papua, Pdt MPA Mauri. KNPB adalah sebuah nama yang menyangkut kelompok satu suku dan satu wilayah yang cukup besar. Maka itu KNPB harus memiliki dasar hukum. Seharusnya, pihak berwajib untuk menelusuri apakah KNPB sudah memiliki dasar hukum atau tidak, sehingga jika tidak memiliki dasar hukum pihak berwajib harus membubarkan KNPB. “kalau tidak ada dasar hukum, KNPB patut dibubarkan. Apalagi dari sekian banyak aksi demo, rata-rata merugikan diri sendiri dan orang lain, anarkis” tegasnya.

Rabu, 23 November 2016


OPM kembali beraksi di Ilaga !!!

kembali terjadi penembakan di Distrik Ilaga
Ilaga, Kekerasan, perampokan, pemerkosaan, pemalangan hingga pembunuhan Memang sudah menjadi sifat yang mendasar bagi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang ada di Prov. Papua. Setelah berulang kali mereka selalu membuat masyarakat Papua resah dan ketakutan, kali ini mereka kembali melakukan tindakan kriminal dengan merampok  sejumlah fasilitas seperti Hp, Ht, uang karyawan serta kunci-kunci alat berat yang digunakan untuk pelaksanaan pembangunan di Provinsi Papua ini.


Sejumlah fasilitas alat berat yang dimiliki oleh PT. MTT dilaporkan beberapa kunci alat berat tersebut dirampok oleh KKB yang diduga kuat pimpinan Lekagak Telenggen yang berada di kampung Mundidok Distrik Ilaga Kemarin (Selasa, 22/11). Lekagak berjanji akan menyerahkan kembali hasil rampokan nya tersebut, apabila Pemda memberikan uang yang diminta oleh Pok KKB ini, Lekagak mengancam serta akan melakukan teror terhadap karyawan bahkan melakukan pembakaran  PT. MTT, apabila permintaan uang dari lekagak kepada Pemda tidak dituruti.
Setelah Mendengar Laporan ini, Kapolsek Ipda Menase Sayori dengan cepat datang ke TKP bersama Danramil Ilaga. Perkuatan dan olah TKP dilakukan dengan membawa perkuatan sejumlah pasukan yang terdiri dari Anggota Polri dan TNI dikarenakan KKB tersebut membawa senjata laras panjang.


Kapolsek juga menjelaskan bahwa pihaknya cepat atau lambat pasti akan menangkap dan mengadili pelaku tindak kriminal tersebut. “Dengan ijin Tuhan, cepat atau lambat kami akan tangkap pelaku, karena mereka selalu membuat resah masyarakat Papua dan menghambat pembangunan di Distrik Ilaga ini” ujar Kapolsek.


Banyak hal-hal yang menjadi tantangan dalam penanganan tindak kriminal ini seperti mendapat tembakan dari pelaku tindak kriminal yang diarahkan pada petugas saat perjalanan menuju TKP.


“Saat petugas datang ke TKP, kami sempat mendapat tembakan dari arah ketinggian namun saat itu juga kami lakukan pengejaran dan penyisiran namun pelaku sudah melarikan diri. Saat ini situasi sudah kondusif, demi mencegah hal yang tidak diinginkan saya memerintahkan karyawan PT. MTT agar mengevakuasi fasilitas alat berat ke Kota Ilaga” ujar Kapolsek menambahkan.


Tidak ada jatuh korban jiwa dalam kejadian ini namun beberapa kunci alat berat (excavator dan Truck) dan HP dirampok serta beberapa fasilatas lainnya dirusak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Masyarakat serta karyawan PT. MTT berharap pelaku dapat ditangkap karena sudah meresahkan dan menghambat pembangunan di Papua khususnya di Distrik Ilaga ini.


TPN OPM ini menolak semua program Pemerintah Republik Indonesia di Papua Barat, Karena menganggap semua bentuk pembangunan di Papua oleh pemerintah Republik Indonesia adalah tujuan untuk memusnahkan orang Papua asli.


Mereka menyatakan dengan tegas tidak dapat diijinkan untuk membangun jalan trans atau pun pemekaran Kabupaten dan Provinsi baru di seluruh wilayah Papua Barat.hal ini mengakibatkan Pembangunan jalan trans Paluga-Sinak yg selama ini diharapkan dan memudahkan masyarakat untuk beraktifitas menjadi terhenti, sampai situasi dinyatakan kondusif.




Selasa, 22 November 2016


TIDAK HABIS PIKIR, AGAMA PUN DIJADIKAN TUMBAL UNTUK MELAWAN PEMERINTAH OLEH KNPB!!!





Terkuak sudah persekongkolan antara Viktor Yeimo Ketua KNPB Pusat dengan Dorman Wandikbo Presiden GIDI. Didapatkan informasi dari sumber terpercaya di daerah Jayapura dan Lanny Jaya terkait upaya mediasi kemerdekaan Papua melalui jalur agama. KNPB telah melakukan pertemuan dengan Presiden GIDI Pdt Dorman Wandikbi S.Th dengan menghasilkan kesepakatan bahwa dirinya akan mendukung Victor Yeimo dan Benny Wenda dalam upaya melepaskan Papua dari NKRI.

Presiden GIDI, Pdt Dorman Wandikbi S.Th

Terkait pertemuan yang telah dilaksanakan oleh KNPB dan Presiden GIDI tersebut, sebagai tindak lanjut kesepakatan mereka yaitu menggunakan agama sebagai sarana mediasi, mereka mulai merencanakan aksi-aksinya. Rencana semula mereka akan melaksanakan aksi turun ke jalan dari kelompok gereja-gereja yang ada di Papua yang disponsori oleh gereja GIDI. Pada aksi tersebut KNPB akan memposisikan dirinya sebagai keamanan aksi. Dalam aksi tersebut mereka akan mengangkat isu agama yang melibatkan salah satu calon pasangan peserta Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Ahok.



Wakil presiden GIDI Usman Gobay mengatakan bahwa isi materi yang akan disampaikan adalah "Kita semua adalah warga Negara Republik Indonesia, kenapa masih ada diskriminasi di negara ini. Bahwa gereja-gereja di luar Papua mendapat intimidasi, dibakar dan ijin pembangunan juga tidak diberikan. Bahwa siapapun di negara ini berhak memimpin negara ini, tanpa memandang suku agama dan ras, selama ini yang menjadi Presiden harus agama Islam dan harus orang Jawa."


”Bahwa di Papua ini kerukunan agama sangat baik, bahkan menjadi tolak ukur di negara ini, tetapi kenapa di luar papua gereja-gereja mendapat diskriminasi.” Lanjutnya menjelaskan.


Namun yang menjadi tujuan akhir dan sebenarnya dari demo yang akan merka lakukan itu adalah tetap untuk meminta referedum. Dengan dalih kecewa terhadap Pemerintah RI yang melaksanakan diskriminasi pemimpin berdasarkan agama dan suku, mereka akan menuntut referendum dan memisah diri dari NKRI.


Selain itu, Presiden GIDI sudah meminta tiap klasis di Papua untuk meminta dan mengumpulkan uang sebesar seratus ribu rupiah kepada tiap kepala keluarga. Uang  tersebut akan diserahkan kepada ketua umum KNPB Victor Yeimo untuk dibagi dalam dua kegiatan yaitu untuk mendukung diplomasi Benny Wenda beserta rekan-rekannya di luar negeri dan untuk membantu persiapan aksi tanggal 1 Desember 2016 mendatang.


Sungguh sangat nista dan tercelanya mereka yang menggunakan cara-cara picik dan licik dengan menjadikan agama sebagai tameng dan corong kepentingan pribadi mereka. (KR)


Senin, 21 November 2016

KARENA MABUK, PELAJAR SMAN 1 DEKAI DIAMANKAN PETUGAS KEPOLISIAN


Yahukimo, Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda penerus bangsa ini. Karena itu, setiap pemuda Indonesia , baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa.

Berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh beberapa siswa di SMAN 1 Dekai, siswa-siswa tersebut melakukan pesta Minuman Keras (Miras) yang dilakukan di sekolahnya pada hari Sabtu kemarin (19/11). Mendapati hal yang tercela itu, guru yang bertugas mengajar di SMAN 1 Dekai segera melaporkannya pada aparat Kepolisian setempat.

Laporan diterima langsung oleh Kasat Lantas Polres Yahukimo, Iptu M. Karim Weu sekitar pukul 10.00 WIT. Agar perbuatan tercela yang dilakukan oleh beberapa siswa SMAN 1 Dekai ini tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah tersebut maka anggota Polres Yahukimo segera mengamankan beberapa siswa tersebut ke Mapolres Yahukimo.

Saat dimintai keterangan, Karim menjelaskan bahwa pihaknya melakukan pengamanan siswa yang mabuk Miras ini karena mereka telah menganggu aktifitas belajar mengajar di sekolah SMAN 1 Dekai.

“Karena mengganggu proses belajar mengajar dan menganggu siswa lain di sekolah maka kami segera amankan siswa mabuk ini ke Mapolres”, Jelas Iptu M. Karim.

Saat proses pengamanan siswa mabuk ada beberapa siswa yang juga sudah mabuk Miras ini tak terima temannya di amankan oleh aparat Polisi, mereka beramai-ramai melempar batu, kayu dan ketapel. Pada saat itu siswa yang mabuk sempat melepaskan diri dari pegangan petugas, sementara pihak petugas juga kerepotan untuk mengamankan diri karena mendapat lemparan batu ke arah petugas.

Mengonsumsi minuman beralkohol dan mabuk di Sekolah atau tempat-tempat umum, seperti yang terjadi sekarang ini di SMAN 1 Dekai , tidak mencirikan budaya orang asli Papua, bagaimana Papua akan maju kalau generasi muda dan Pelajar mabuk – mabukan seperti itu. karena orang yang sering sekali mengonsumi minuman beralkohol adalah suka menunda pekerjaan, termasuk menghabiskan uang hanya untuk membeli minuman dan berujung pada tindak kriminalitas. (KR)

Sabtu, 19 November 2016

Palang Jalan dan Rusak Tanaman, Aksi KNPB kembali resahkan Warga

Pemalangan Jalan yang dilakukan oleh simpatisan KNPB mengganggu aktivitas lalu lintas masyarakat.
Jayapura, Hari ini, Sabtu (19/11). Komite Nasional Papua Barat melaksanakan demo di sejumlah kota yang ada di Papua seperti di Jayapura, Timika dan Sorong. Demo tersebut merupakan acara untuk memperingati HUT KNPB ke-8. Namun rangkaian demo di sejumlah wilayah tersebut digagalkan oleh aparat keamanan karena sebelumnya kegiatan tersebut tidak memiliki ijin yang sah dari aparat keamanan.

Berdalih, ingin memperingati HUT KNPB dengan acara ibadah syukur dan doa bersama, ternyata mereka berkumpul untuk menggalang masa guna melakukan aksi demo dengan memalang jalan dan merusak beberapa tanaman hias di setiap pinggir jalan.

Aksi demo KNPB tersebut juga membuat arus lalu lintas warga Papua terganggu dan akibatnya jalan-jalan protokol di sejumlah wilayah macet serta beberapa tanaman indah yang menghiasi kota di setiap pinggir jalan rusak parah akibat dicabuti dan diinjak-injak oleh para pendemo dari KNPB.

Untuk sementara ini situasi di beberapa kota yang sedang berlangsung demo KNPB sudah mulai kondusif karena demo KNPB yang tidak memiliki ijin (ilegal) tersebut sudah mulai diamankan oleh aparat keamanan. Namun kericuhan dan bentrokan kecil sempat terjadi juga lantaran aparat keamanan yang sedang mencoba mengamankan situasi dilempari batu oleh para pendemo KNPB lantaran pendemo marah karena aksi mereka dianggap ilegal. (KR)

DIBAWA KE MANA 85,7 TRILIUN DANA ANGGARAN PEMBANGUNAN PAPUA???


Menurut situs resmi setkab.go.id besaran alokasi dana anggaran pembangunan Provinsi Papua mencapai Rp 85,7 Triliun namun banyak yang menilai belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Papua.
Pertanyaannya, kemana saja dana sebanyak itu dibelanjakan oleh pejabat-pejabat pemerintah daerah Provinsi Papua yang nota benenya merupakan pelaksana pembangunan itu sendiri.
Presiden Jokowi pernah memerintahkan pada pelaksana program pembangunan itu yakni masyarakat Papua harus dilibatkan dalam setiap proses pembanguan dan jangan sampai masyarakat hanya menjadi penonton pembangunan daerahnya sendiri.
Dari pernyataan Presiden Jokowi tersebut telah jelas komitmen yang ditujukan oleh pemerintah pusat untuk membangun Papua dan kesejahteraan untuk masyarakat Papua. Namun kenyataannya banyak dana siluman yang habis tanpa diketahui kemana peruntukannya.
Sebagai masyarakat Papua yang melek teknologi, ini bukan merupakan barang baru yang perlu disembunyikan lagi, karena dalam beberapa kasus banyak pejabat-pejabat pemrintah daerah di Provinsi Papua yang terjerat kasus korupsi dan beberapa juga telah divonis bersalah oleh pengadilan.
Disinilah peran masyarakat seperti yang dikatakan oleh Presiden Jokowi pada rapat terbatas tentang Review Program Pembanguan Papua di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (9/11).
Namun masih banyak keluhan atau teriakan miring pada pemerintah pusat yang mengatakan ada ketidakadilan di sisi ini. Padahal jika dicermati secara mendalam justru orang-orang seperti itulah yang dimanfaatkan oleh oknum pejabat daerah yang ingin menutupi kejelekannya agar tidak diketahui oleh pemerintah pusat.
Organisasi pemberantasan korupsi juga seharusnya lebih berani bertindak dan melakukan pengecekan secara mendalam sampai pada pemeriksaan fisik objek, jangan mau jika hanya terima laporan di belakang meja saja. Ancaman-ancaman gangguan keamanan di Papua hampir pasti sering terjadi jika ada wacana pemeriksaan hingga ke lapangan namun sekali lagi percayalah pada aparat keamanan dan jangan takut pada gertakan murahan orang-orang yang sengaja menimbulkan situasi agar perbuatan mereka menjadi samar.
Dengan ini Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat Papua untuk bersama-sama mensukseskan pembangunan di Provinsi Papua, ikut terlibat di dalamnya dan jangan hanya menjadi penonton di tanah sendiri Tanah Papua.

Kamis, 17 November 2016

Terbongkar!!! Pengakuan dari Mantan anggota OPM dan KNPB

Bapak Marthen (nama disamarkan) umur 29 tahun berasal dari Suku Dani  yang berdomisili di Distrik Sanoba Kab. Nabire. Marthen sehari-hari bekerja sebagai Buruh di Nabire. Dalam wawancara khusus terhadap Marthen pada hari selasa tanggal 16 November 2016 lalu, telah direkam dan dicatat hasil perbincangan antara reporter dan narasumber Bpk Marthen terkait pengalaman hidupnya yang pernah masuk dan tergabung menjadi anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan KNPB (Komite Nasional Papua Barat).
Marthen (nama disamarkan) dan keluarga
Dalam perbincangan yang cukup lama dan hangat tersebut bapak Marthen menyampaikan bahwa di dalam hidupnya, Marthen hanya berpikir satu hal, yaitu bagaimana caranya bertahan hidup. Hal Inilah yang selalu dipedomani Marthen sebagai kakak dari 3 saudaranya yang telah lama di tinggal pergi oleh orang tuanya karena meninggal dunia.  Sehingga sangat mudah terbujuk oleh orang lain yang mengiming-imingi akan memberikan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dengan cepat kepada dirinya.  Setelah seseorang yang belum Marthen kenal sebelumnya mengajak dirinya untuk bergabung kepada sebuah organisasi bernama OPM, dan dijanjikan pula kepada nya tentang kehidupan yang lebih baik, sehinggan Marthen pun akhirnya terpengaruh dengan ajakan tersebut. 

Selain itu, Marthen pun sempat menjadi anggota dari organisasi KNPB juga di beberapa tahun yang lalu, sehingga bisa disimpulkan oleh Marthen bahwa OPM dan KNPB hanya berbeda nama saja tetapi dengan tujuan yang sama, yaitu memberontak kepada NKRI.  Setelah berjalan sekian lama, uang dan kesejahtraan yang dijanjikan pun tak kunjung datang, hanya diberikan minum-minuman keras setiap harinya. 

Beberapa waktu mereka diajak untuk mengibarkan bendera bintang kejora di dalam hutan kemudian diperintahkan untuk menyebarkan dokumentasi kegiatan itu ke media sosial. Semula Marthen berpikir bahwa KNPB itu adalah organisasi yang kuat dan bisa bergerak di mana saja sesuai dengan apa yang dijelaskan awal oleh si perekrutnya, tetapi yang terjadi tidak sesuai dengan kenyataannya. Dengan perasaan malu yang besar dan perasaan dibohongi, Marthen pun mengambil jalan belakang dengan cara memisahkan diri dari komunitas organisasi tersebut yang dulunya bertempat di Intan jaya kemudian turun ke Nabire untuk berkumpul dengan keluarganya.

Setelah kejadian itu, Marthen bertekad dalam dirinya dan berani menyatakan dengan tegas bahwa organisasi KNPB adalah pengecut dan pecundang yang hanya berani mengibarkan bendera di dalam hutan tanpa sepengetahuan orang banyak dan secara rahasia. 

Dengan adanya kejadian tersebut, Marthen mendapatkan pengalaman dan pelajaran hidup yang begitu berharga yaitu orang yang maju adalah orang yang mau berusaha dan bekerja. Itu dibuktikan dengan kehidupan Marthen yang sekarang jauh lebih baik dan lebih bahagia walaupun hanya bisa makan seadanya saja dari hasil bekerja sebagai buruh.  dan dia berharap semoga dengan adanya pemimpin baru dan peraturan baru setelah Pemilukada nanti bisa merubah kehidupan masyarakat Kota Nabire menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Di atas tadi adalah sekilas cerita dari banyak kisah dan banyak orang yang merasa tertipu oleh organisasi yang bernama OPM dan KNPB. Organisasi tersebut mengatasnamakan kemerdekaan papua dan kesejahteraan masyarakat Papua, tapi dalam pelaksanaanya justru mereka lah yang membuat banyak masyarakat papua menderita dalam keterbatasan dan keterasingannya karena tidak mau menerima pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka selalu membuat konflik di mana-mana, sehingga masyarakat merasa terancam dan hidup dalam perasaan tidak aman yang berimbas pada sektor kehidupan yang lain. Akibat ulah mereka pembangunan infrastruktur terhambat, laju perekonomian lambat, pendidikan generasi muda terhenti karena banyak orang takut beraktivitas disebabkan kondisi tidak aman yang diciptakan oleh organisasi OPM dan KNPB tersebut. (KR)


Rabu, 16 November 2016

Terungkap, Vanuatu Ternyata Bukan Asli Melanesia

Orang-orang Vanuatu
Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan, dengan beribu kota Fort Vila. Negara ini dahulu bernama Hebrides Baru semasa penjajahan. Vanuatu terdiri dari 83 pulau, dua di antaranya Matthew dan Hunter diklaim oleh Kaledonia Baru. Vanuatu dibagi menjadi 6 provinsi: Malampa, Penama, Sanma,Shefa,Tafea,Torba. Secara geografis negara Vanuatu yang berbentuk republik ini terletak di sebelah timur Australia, timur laut Kaledonia Baru, barat Fiji dan selatan Kepulauan Solomon.

Vanuatu merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau sekitar 82 relatif kecil, pulau-pulau geologis lebih baru asal vulkanik (65 dari mereka dihuni), dengan sekitar 800 mil (1.300 km) utara ke selatan antara jarak pulau-pulau terluar. Dua dari pulau-pulau (Matius dan Hunter) juga diklaim oleh departemen luar negeri Perancis Kaledonia Baru . Empat belas dari pulau Vanuatu memiliki area permukaan lebih dari 100 kilometer persegi (39 sq mil). Negara ini terletak di antara garis lintang 13 ° dan 21 ° S , dan bujur 166 ° dan 171 E.
Orang-orang Philipina
Vanuatu yang sering menyebut dirinya rumpun melanesia ternyata adalah keturunan dari nenek moyang Filipina dan Taiwan. Hal ini dibuktikan dengan sebuah riset yang dilakukan oleh para ilmuwan di Australian National University of DNA beberapa pekan lalu. Riset tersebut dilakukan dengan mengambil sampel tiga kerangka purba  yang digali dari makam tertua Vanuatu dan mengungkapkan bahwa orang-orang Filipina dan Taiwan ini pertama kali tiba sekitar 3.000 tahun yang lalu di kepulauan Vanuatu.

Ilmuwan arkeologi dan antropologi Profesor Matthew Spriggs dari sekolah ANU mengatakan “keturunan orang Vanuatu pertama kali ini berasal dari Filipina dan Taiwan, ini terbukti dari riset yang kita lakukan dengan mengambil sampel tiga kerangka tua di Vanuatu dan terbukti bahwa kerangka tersebut sama persis dengan ras yang ada di Filipina dan Taiwan”.
“Ras mereka datang dan menetap di vanuatu kira-kira 3000 tahun dan mendapati vanuatu hanyalah pulau kosong tak berpenghuni. Lalu mereka menetap dan melakukan perkawinan silang dengan ras yang ada disekitar kepulauan Vanuatu seperti Papua New Guinea, Solomon dan ras yang ada di kepulauan kaledonia baru sehingga terciptalah sebuah penduduk seperti di Vanuatu saat ini”. Profesor Matthew menjelaskan.

Dalam penelitiannya Prosesor Mattehew tidak bergerak sendiri, ia juga menggandeng peneliti dari Harvard Medical School, University College Dublin, dan lembaga Max Planck untuk membantu meneliti Ilmu Sejarah Manusia dan analisis DNA.

Dr. Pontus Skoglund dari Harvard Medical School menjelaskan “Penelitian ini membuktikan perdebatan yang selama ini terjadi tentang asal usul ras yang ada di pasifik ini ternyata campuran dengan ras yang berada di Asia”

Dari hasil penelitian yang dituangkan dalam jurnal publikasi ilmiah Nature peneliti menawarkan sebuah istilah “Pasifika” untuk menyebut orang-orang yang tinggal di wilayah Pasifik. Hal ini dikarenakan menurut para ilmuwan istilah Melanesia & Polinesia sudah tidak relevan dikarenakan asal usul ras yang ada saat ini sudah tercampur dengan DNA ras asia.

Catatan Penulis :
Artikel di atas diambil dari Jurnal Publikasi ilmiah Nature kerja sama dengan Australian National University (ANU), Harvard Medical School, University College Dublin, dan lembaga Max Planck






Selasa, 15 November 2016

Unjuk kemampuan, Putra Papua Raih Prestasi di Kejuaraan Dunia Junior di Spanyol


Bilbao - Indonesia tidak meraih gelar juara dunia junior di turnamen Kejuaraan Dunia Junior BWF 2016 di BIlbao, Spanyol, Ahad (13/11). Satu-satunya wakil Indonesia di babak final melalui pemain tunggal putra asal Papua, Chico Aura Dwi Wardoyo harus mengakui kekalahan melawan unggulan lima dari Cina, Sun Feixiang dalam pertandingan selama 41 menit.


Awal gim pertama, Chico tertinggal 0-3 lebih dulu. Namun Chico mampu menyamakan kedudukan menjadi 3-3. Selanjutnya Sun mampu melakukan serangan-serangan taktis melalui permainan netting tipis di depan net. Chico tertinggal 6-11 di paruh gim.

Sejak ketertinggalan menjadi 6-14, perlahan-lahan Chico mampu mengejar perolehan angka lawan dari 12-15, 17-18 dan menyamakan kedudukan menjadi 19-19. Namun sayang, pemain Cina bermain lebih tenang dan mampu mencuri dua angka beruntun dan mencuri gim pertama dengan 19-21.

Pada gim kedua, dominasi permainan Sun semakin terlihat dengan kombinasi permainan netting tipis, bola-bola cepat dan serangan tajam. Pemain unggulan 14 ini terlihat tak mampu untuk mengimbangi permainan matang Sun. Kemenangan pun diraih Sun dengan 12-21.
Dengan kekalahan ini, Indonesia harus puas meraih medali perak melalui sektor tunggal putra dari tangan Chico Aura Dwi Wardoyo. Selain itu, Indonesia juga meraih medali perunggu di sektor ganda putri melalui Yulfira Barkah/Jauza Fadilah Sugiarto yang menjadi semifinalis.


Dengan posturnya yang tinggi, Chico memang terbilang memiliki modal untuk bisa turut bersaing. Atlet yang lahir di Jayapura, 15 Juni 1998 ini mengawali karirnya karena kerap diajak bermain bulutangkis oleh sang ayah, Wardoyo. Putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Wardoyo dan Nurjaya ini pun akhirnya berlatih di PB Pemda.

Seiring dengan berjalannya waktu, Chico pun akhirnya hijrah ke Jakarta untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain dunia. Ia bergabung bersama Exist Jakarta di tahun 2013. Sukses menjadi yang terbaik di Junior Masters 2015, Chico pun mendapat kesempatan magang di Pelatnas dan akhirnya bergabung bersama jajaran elit pebulutangkis tanah air itu.



Senin, 14 November 2016

Lepas tembakan, Aparat perbatasan RI-PNG tangkap dua warga pengedar ganja

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Teguh Pudjo Raharjo
Aparat keamanan yang menjaga wilayah perbatasan RI-PNG, di Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua, menangkap dua warga yakni Benyamin Honggi (32) dan Okto Hwai (23) karena kedapatan akan mengedarkan narkotika jenis ganja, pada Minggu sore.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Kol Inf Teguh PR di Kota Jayapura, membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi.

"Dari hasil penangkapan kedua warga itu, didapati ganja seberat dua kilogram, satu unit sepeda motor matic dan dua unit telepon seluler," katanya.



Menurut dia, penangkapan kedua oknum warga itu berdasarkan informasi masyarakat setempat pada Sabtu (12/10) bahwa sering terjadi transaksi ganja di wilayah perbatasan RI-PNG.

"Pada Sabtu (12/10) sekitar pukul 18.00 WIT, anggota Satgas Pamtas mendapati satu unit sepeda motor jenis matic warna hitam terparkir di pinggir jalan tepi hutan di galian karang Jalan Poros Skouw RI-PNG," katanya.

Kemudian, anggota Satgas Pamtas berkoordinasi untuk menutup akses jalan tersebut guna mencegah pengendara sepeda motor yang dicurigai itu melintas.

Namun, penutupan jalan tersebut rupanya diketahui oleh kedua oknum warga tersebut, sehingga sepeda motor matic yang dikendarainya memutar arah, kabur ke arah perbatasan.

"Sehingga anggota Satgas Pamtas melepaskan tembakan kearah atas sebanyak dua kali, kedua oknum warga itu loncat dari motor dan lari kearah hutan masuk kampung terdekat," katanya.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan, masyarakat kampung di sekitar perbatasan RI-PNG kemudian melaporkan tentang adanya orang asing ke rumah warga kepada pos Satgas Pamtas terdekat.

"Akhirnya, setelah mendapat informasi, kedua oknum warga pengedar ganja ditangkap beserta barang bukti. Kasus ini sudah diserahkan kepada polisi setempat," katanya tanpa menyebutkan apakah kedua oknum warga itu WNI atau warga PNG.

Kamis, 10 November 2016

Xanana tuding Australia sebagai Penjajah Timor Leste bukan Indonesia

Sudah menjadi rahasia umum, Australia punya motif terselubung di balik usahanya membantu Timor Timur lepas dari Indonesia melalui referendum tahun 1999. Australia mengincar cadangan minyak dan gas yang melimpah di lepas pantai selatan Timor Timur.


Setelah berdiri sebagai negara sendiri pada 20 Mei 2002, Timor Timur berubah nama menjadi Timor Leste. Rakyat negara mini itupun larut dalam euforia kemerdekaan. Mereka tak waspada, tepat di hari kemerdekaan, Australia, tetangga mereka di selatan, telah menancapkan kukunya di celah Timor, laut dalam antara Pulau Timor dan Australia yang kaya sumber daya alam.

Pada sebuah kesempatan terdahulu, mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao mengakui bahwa Australia ada di balik lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Namun baru sekarang, 14 tahun setelah merdeka, rakyat Timor Leste menyadari bahwa bantuan sang tetangga kaya Australia bukan untuk menyejahterakan mereka, melainkan kedok menguasai cadangan minyak yang melimpah di Celah Timor.

Xanana Gusmao
Xanana Gusmao, tokoh sentral upaya Timor Leste lepas dari Indonesia, pusing. Celah Timor yang diharapkan menghasilkan uang untuk pembangunan, mengalir hanya seperti tetesan air dari atap yang bocor. Kondisi Timor Leste tak banyak berubah semenjak lepas dari Indonesia. Bahkan lebih buruk bila dibandingkan dengan saat menjadi provinsi ke-27 Indonesia. Sampai-sampai, ketika masih menjabat perdana menteri dan menghadiri HUT TNI di Surabaya pada Oktober 2014, dia menyatakan Timor Leste siap bergabung kembali dengan Indonesia. Meskipun, beberapa hari kemudian, pernyataan itu dibantah pemerintah Timor Leste.

Namun, kali ini, Xanana yang menuding Australia mencuri pendapatan Timor Leste dari minyak, benar-benar kehilangan kesabaran. Dia menyeru rakyat Timor Leste untuk bersatu melawan Australia. Timor Leste pun bergejolak.

Pada 22-23 Maret 2016, Rakyat Timor Leste menggelar unjuk rasa besar-besaran. Demonstrasi yang diikuti berbagai kalangan tersebut merupakan aksi rakyat terbesar sejak Timor Leste melepaskan diri dari Indonesia pada 1999. Lebih dari 10.000 orang mengepung Kedutaan Besar Australia di Dili untuk  memprotes penolakan Australia bernegosiasi dengan Timor Timur mengenai perbatasan Laut Timor yang kaya minyak dan gas.
Demonstrasi di Dili
“Timor harus berdiri teguh dan mengangkat satu suara untuk menuntut Canberra melakukan negosiasi dengan Timor Leste,” seru Xanana.

Timor Leste mengklaim  telah kehilangan sekitar 5 miliar dolar AS (Rp 66 triliun) royalti dan penerimaan pajak di Laut Timor sejak kemerdekaan. Padahal angka tersebut cukup untuk membiayai semua pengeluaran negara selama tiga tahun.

Timor menegaskan bahwa mereka akan sejahtera dari royalti dan pajak eksploitasi Laut Timor jika norma-norma Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) dipatuhi Australia. Jika merujuk pada UNCLOS, Laut Timor, yang memiliki cadangan minyak dan gas, akan terletak dalam wilayah mereka.

Hampir semua elemen masyarakat Timor Leste turun ke jalan untuk melakukan aksi protes, termasuk mahasiswa dan veteran. Bahkan pegawai negeri sipil juga bergabung.

“Sebagai negara besar dan kuat di wilayah tersebut, Australia tidak harus menggunakan kekuatannya untuk terus mencuri masa depan kami dari Laut Timor,” kata Juvinal Dias dari Gerakan Melawan Pendudukan Laut Timor.

Bahkan, menurut dia, sudah lebih dari 40 tahun Laut Timor dan isinya dieksploitasi oleh Australia. Sejak 1999, atau setelah jajak pendapat di Timor Timur, Australia sudah meraup keuntungan dari Celah Timor sekitar 5 miliar dolar AS, sehingga mengulur-ulur waktu untuk melakukan perundingan.

Kamis, 03 November 2016

NRFPB PECAH, MARKUS YENU BANTAH FORKORUS

Forkorus Yaboisembut lawan Markus Yenu

Telah terjadi konflik internal di dalam tubuh NRFPB antara Presiden NRFPB Forkorus Yaboisembut dan Gubernur Eksekutif wilayah Manokwari Markus Yenu. Forkorus menyatakan bahwa tidak mengakui adanya NRFPB bagian Manowari pimpinan Markus Yenu dan begitu pula sebaliknya, Markus Yenu menyatakan bahwa telah terjadi perbedaan tujuan antara NRFPB Pusat dengan Manokwari.

Konflik ini diawali pada bulan April 2014, yaitu tanggal tepat didirikan ULMWP sebagai lembaga diplomasi Internasional. Salah satu anggotanya adalah Edison Waromi. Pada tahun 2015 terjadi perpecahan di dalam NRFPB dimana Edison Waromi di pecat dari NRFPB karena waromi di ULMWP dianggap tidak memperjuangkan kemerdekaan Papua sebagai bentuk Negara. Presiden Forkorus Yaboisembut berpendapat ULMWP tidak akan berhasil karena bukan berbentuk suatu negara.

Pemecatan Edison Waromi dari NRFPB membuat berkurangnya kepercayaan dari WPNA kepada Forkorus Yaboisembut. Markus Yenu sebagai Gubernur WPNA lebih percaya dengan kemajuan perjuangan ULMWP dan Markus Yenu lebih loyal kepada tokoh WPNA Seperti Yakob Rumbiak selaku Menlu NRFPB, Edison Waromi dan Frans Kapisa.

Saat ini NRFPB Jayapura di bawah Forkorus Yaboisembut dan NRFPB Manokwari di bawah Markus Yenu berjalan masing masing. WPNA lebih yakin dengan keberhasilan ULMWP.  Penuturan Markus Yenu bahwa untuk mengubah ULMWP menjadi bentuk suatu Negara adalah perkara mudah.
“Iyakoko Patea” Dari Papua Hingga Spanyol meraih Penghargaan Internasional

Paduan Suara Iyakoko Patea dari Papua berhasil meraih sejumlah penghargaan dalam festival internasional paduan suara di Spanyol. Festival tersebut berlangsung dari 19 hingga 23 Oktober 2016 lalu.


Mereka adalah kelompok paduan suara Iyakoko Patea. Paduan suara yang beranggotakan para karyawan Freeport Indonesia dan masyarakat umum yang berasal dari berbagai etnis di Indonesia. Iyakoko Patea dibentuk pada 2 Desember 2006. Ferdinand Deda, Ketua Iyakoko Patea menjelaskan, nama Iyakoko Patea diambil dari bahasa suku Kamoro, salah satu suku di Papua, yang berarti suara indah atau suara emas.

Dalam Canta al Mar Festival Coral Internacional tersebut, kelompok paduan suara di bawah pimpinan Choky Maradong Simanjuntak meraih Gold Diploma level III & runner-up (22.70 poin) untuk kategori Mixed Chamber Choir (Koor Campuran Kecil) dan Silver Diploma level X (20.30 poin) untuk kategori Folklore (lagu rakyat).

Paduan suara dari kota Timika di provinsi Papua meraih sejumlah penghargaan untuk beberapa kategori dalam festival internasional di Spanyol. (Sumber Canta al Mar via Facebook)

Dikutip dari laman Facebook, untuk kategori Mixed Chamber Choir (Koor Kecil Campuran)paduan suara tim dari kota Timika itu membawakan sejumlah lagu, yaitu Stetit Angelus (Rihards Dubra), Bogoroditse Devo (Sergei Rachmaninov), O Beatum et Sacrosanctum Diem (Peter Philips), Sagastipean (Javier Busto), dan Pujilah Tuhan (Budi Susanto Yohanes).

Pementasan kategori tersebut dilakukan pada Kamis 20 Oktober 2016. Sedangkan, untuk kategori folklore yang berlangsung pada Jumat 21 Oktober 2016, lagu-lagu yang dibawakan adalah Tapare (tradisional Papua), Wor (tradisional Papua), dan Weane (Michael Beanal). Sementara itu, dikutip dari laman Interkultur pada Selasa (1/11/2016), kegiatan Canta al Mar Festival Coral Internacional merupakan kegiatan utama dalam kalendar Interkultur.


Sejak 2012, paduan suara dari seluruh dunia bertemu di Calella, Spanyol, untuk merayakan festival paduan suara internasional yang dipenuhi dengan menyayi bersama dan Paella tradisional. Calella sendiri merupakan kota yang menawarkan kehangatan khas Catalan, yang mencakup pantai yang panjang dengan kehangatan matahari di tepi Laut Tengah. Acara-acara resmi selama kegiatan merupakan bagian dari festival dan perhelatan sosial bagi seluruh paduan suara peserta. Parade besar seluruh paduan suara itu bernyanyi bersama di jalan kota Calella pada Rabu 19 Oktober.

Parade berakhir di taman Pati de l’ Ós dan sekaligus menjadi pembukaan festival. Pada Sabtu 22 Oktober, mengikuti acara “Canta al mar – Calella sings” yang melibatkan seluruh paduan suara untuk bernyanyi di jalan-jalan dalam kota dan alun-alun. Festival dilanjutkan di pantai untuk acara “Fiesta de la amistad” dan pesta kuliner “Paella y Sangría”, yang sekaligus merupakan penutupan festival. Paduan suara dari kota Timika di provinsi Papua meraih sejumlah penghargaan untuk beberapa kategori dalam festival internasional di Spanyol. (Sumber Montse Cusell Vidal via Facebook)



Selain itu, berbagai prestasi baik tingkat nasional hingga internasional telah mereka ukir. Pada 2013 saat mengikuti kompetisi paduan suara tingkat Asia-Pasifik, mereka membawa pulang dua medali emas. Juni 2014, Iyakoko Patea mendapatkan medali emas pada ajang kompetisi paduan suara tingkat dunia di Riga, Latvia, untuk kategori folklore. Sungguh sangat membanggakan.