Kamis, 10 November 2016

Xanana tuding Australia sebagai Penjajah Timor Leste bukan Indonesia

Sudah menjadi rahasia umum, Australia punya motif terselubung di balik usahanya membantu Timor Timur lepas dari Indonesia melalui referendum tahun 1999. Australia mengincar cadangan minyak dan gas yang melimpah di lepas pantai selatan Timor Timur.


Setelah berdiri sebagai negara sendiri pada 20 Mei 2002, Timor Timur berubah nama menjadi Timor Leste. Rakyat negara mini itupun larut dalam euforia kemerdekaan. Mereka tak waspada, tepat di hari kemerdekaan, Australia, tetangga mereka di selatan, telah menancapkan kukunya di celah Timor, laut dalam antara Pulau Timor dan Australia yang kaya sumber daya alam.

Pada sebuah kesempatan terdahulu, mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao mengakui bahwa Australia ada di balik lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Namun baru sekarang, 14 tahun setelah merdeka, rakyat Timor Leste menyadari bahwa bantuan sang tetangga kaya Australia bukan untuk menyejahterakan mereka, melainkan kedok menguasai cadangan minyak yang melimpah di Celah Timor.

Xanana Gusmao
Xanana Gusmao, tokoh sentral upaya Timor Leste lepas dari Indonesia, pusing. Celah Timor yang diharapkan menghasilkan uang untuk pembangunan, mengalir hanya seperti tetesan air dari atap yang bocor. Kondisi Timor Leste tak banyak berubah semenjak lepas dari Indonesia. Bahkan lebih buruk bila dibandingkan dengan saat menjadi provinsi ke-27 Indonesia. Sampai-sampai, ketika masih menjabat perdana menteri dan menghadiri HUT TNI di Surabaya pada Oktober 2014, dia menyatakan Timor Leste siap bergabung kembali dengan Indonesia. Meskipun, beberapa hari kemudian, pernyataan itu dibantah pemerintah Timor Leste.

Namun, kali ini, Xanana yang menuding Australia mencuri pendapatan Timor Leste dari minyak, benar-benar kehilangan kesabaran. Dia menyeru rakyat Timor Leste untuk bersatu melawan Australia. Timor Leste pun bergejolak.

Pada 22-23 Maret 2016, Rakyat Timor Leste menggelar unjuk rasa besar-besaran. Demonstrasi yang diikuti berbagai kalangan tersebut merupakan aksi rakyat terbesar sejak Timor Leste melepaskan diri dari Indonesia pada 1999. Lebih dari 10.000 orang mengepung Kedutaan Besar Australia di Dili untuk  memprotes penolakan Australia bernegosiasi dengan Timor Timur mengenai perbatasan Laut Timor yang kaya minyak dan gas.
Demonstrasi di Dili
“Timor harus berdiri teguh dan mengangkat satu suara untuk menuntut Canberra melakukan negosiasi dengan Timor Leste,” seru Xanana.

Timor Leste mengklaim  telah kehilangan sekitar 5 miliar dolar AS (Rp 66 triliun) royalti dan penerimaan pajak di Laut Timor sejak kemerdekaan. Padahal angka tersebut cukup untuk membiayai semua pengeluaran negara selama tiga tahun.

Timor menegaskan bahwa mereka akan sejahtera dari royalti dan pajak eksploitasi Laut Timor jika norma-norma Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) dipatuhi Australia. Jika merujuk pada UNCLOS, Laut Timor, yang memiliki cadangan minyak dan gas, akan terletak dalam wilayah mereka.

Hampir semua elemen masyarakat Timor Leste turun ke jalan untuk melakukan aksi protes, termasuk mahasiswa dan veteran. Bahkan pegawai negeri sipil juga bergabung.

“Sebagai negara besar dan kuat di wilayah tersebut, Australia tidak harus menggunakan kekuatannya untuk terus mencuri masa depan kami dari Laut Timor,” kata Juvinal Dias dari Gerakan Melawan Pendudukan Laut Timor.

Bahkan, menurut dia, sudah lebih dari 40 tahun Laut Timor dan isinya dieksploitasi oleh Australia. Sejak 1999, atau setelah jajak pendapat di Timor Timur, Australia sudah meraup keuntungan dari Celah Timor sekitar 5 miliar dolar AS, sehingga mengulur-ulur waktu untuk melakukan perundingan.

9 komentar:

matius mengatakan...

situasi yang bergejolak yang terjadi di Timur leste sejak kemerdekaannya,

mrs sinta mengatakan...

pelajaran bagi daerah papua yang bisa melihat kemerdekaan timur leste saat ini situasi bergejolak setelah menyatakan kemerdekaanya.

ibrahim mengatakan...

pelajaran yang sangat berharga bagi daerah yang ingin memisahkan diri dari indonesia.

tybo mengatakan...

belajar dari pengalaman yang terdahulu, semoga tidak terjadi pada papua,

teranus mengatakan...

itu dia pengalaman yang pertama dan tak akan terulang untuk yang kedua kalinya.

tyto mengatakan...

saya berharap tak terjadi kepada papua,,, papua bagian dari negara kesatauan republik indonesia.

sheila mengatakan...

Timur leste merupakan korban untuk kepentingan pihak asing...

semi khei mengatakan...

Australia yang diuntungkan...

militan mengatakan...

pihak keamanan negara yang sangat berperan untuk keutuhan bangsa dan negara